3 Kue Kering Klasik Yang Selalu Hadir Saat Idul Fitri

Setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan, apa yang kalian tunggu-tunggu? Yup, rasanya semua menunggu yang satu ini. Yup, Lebaran Idul Fitri tentunya. Tiap umat Islam akan menyambut sukacita hari raya ini. Semua yang terbaik disiapkan, dari baju, alas kaki, peralatan sholat meskipun tak harus baru. Nah, salah satu yang dinantikan adalah hidangan yang disantap saat lebaran tiba.

Biasanya, diakhir Ramadan, tiap rumah mulai sibuk mempersiapkan hidangan lebaran. Mulai dari belanja minuman, makanan kecil sebagai sajian tetamu. Bahkan masakan khas lebaran untuk disantap bersama keluarga dan handai taulan. 

Tahun ini, mungkin persiapan menyambut hari raya tak seheboh tahun-tahun sebelumnya. Mengingat ada larangan berkumpul. Ini artinya aktivitas berkunjung ke rumah saudara maupun kerabat dan tetangga, tak boleh dilakukan. 

Jika demikian adanya, masih perlukah menyiapkan menu lebaran seperti biasanya? Silahkan saja, semua kembali pada pilihan pribadi. 

Nah, bicara mengenai sajian lebaran, ada kue kering khas yang kerap hadir dimanapun. Untuk yang satu ini, saya sih punya tiga kue kering favorit. Semuanya kue kering klasik. Entah ya, banyak kue kering kekinian tapi selera saya tetap tak berubah. Mau tahu kue kering favorit saya? 

Ini Dia 3 Kue Kering Klasik Favoritku Saat Lebaran

1. Nastar

Kue kering yang satu ini layak dijuluki kue kering sejuta umat. Hahaha, habisnya paling sering nampak di rumah-rumah saat lebaran tiba.

Nastar adalah kue kering dengan rasa manis dengan isi yang variatif. Nah kesukaan saya Nastar isi selai Nanas. Meskipun sekarang ada nastar dengan isian lain, seleraku tetap nastar isi selai Nanas. 

Kalau sempat biasanya saya akan membuat Nastar sendiri. Tapi, kalau kepepet ya beli aja. Meskipun kadang rasanya kurang cocok di lidah. 

Kue Nastar sebetulnya mudah bikinnya. Bahannya juga nggak banyak, kok. Hanya saja harus telaten karena adonan harus dibentuk dan diisi satu persatu. 

Rahasia kenikmatan kue Nastar menurut saya ada pada komposisi dan jenis mentega serta margarin. Merek tertentu dengan takaran pas tak hanya membuat rasa kue Nastar jadi enak. Aromanya juga harum menggugah selera. 

2.Kue Putri Salju

Entah bagaimana ceritanya, kue manis dan sedikit gurih ini diberi nama Putri Salju. Apakah karena bertabur gula halus itu mirip dengan tebaran salju? Bisa jadi.

Saya tuh suka sama kue kering yang satu ini karena ada sensasi manis dan gurih kacang. Ya, kalau kue kering Putri Salju yang saya buat biasanya dicampur kacang bubuk. Kalau mau yang enak yang pakai bubuk almond. Ini mah jelas juara kalau dicampur bubuk almond.

Kalau nggak bisa bubuk almond karena mahal ya campur sedikit kacang tanah yang digiling halus. Suka banget sensasi renyah dan lumernya kue kering Putri Salju di mulut.

3. Kue Kastangel

Berbeda dengan Nastar dan Putri Salju. Kue Kastangel rasanya asin. Pas lah ya untuk menyeimbangkan sajian lebaran. Ada yang manis, adapula yang asin.

Rasa asin dari Kastangel berasal dari keju. Ya, komposisi keju memang dominan. Nah, jenis keju yang digunakan juga mempengaruhi kue Kastangel yang dihasilkan.

Jika ingin rasa keju yang mantap, bisa digunakan keju edam. Biasanya dikemas dalam bentuk bulatan kek bola. Keju Edam ini jenis keju tua. Harganya mahal di pasaran. Tapi memang enak sih, kue Kastangel ketika dibuat dengan keju Edam.

Konsekuensinya, harga kue Kastangel yang memakai keju Edam biasanya mahal. Tapi, emang sebanding sih dengan rasanya.

Nah itu dia 3 kue kering klasik favoritku saat lebaran. Kalau kalian suka kue kering yang mana? 

Suasana hari raya tahun ini bakal berbeda. Saya pun menyesuaikan diri. Saat mudik ke kampung halaman dibatalkan. Merayakan lebaran di perantauan pun hanya di rumah saja. Jadi, hidangan lebaran belum terpikirkan hingga hari ini. 

Tiap hari masih baking dan jualan. Satu hal yang ada di pikiranku itu bagaimana usaha rumahanku tetap survive di masa pandemi ini. 

Mungkin ini saat yang tepat untuk menyederhanakan perayaan lebaran. Selama ini sulit lepas dari tradisi yang mendarah daging, bahwa lebaran harus selalu disambut dengan berbagai hidangan. Pandemi Covid-19 memaksa saya untuk berhemat dan menyederhanakan gaya hidup. Termasuk gaya hidup saat lebaran. 

0 comments