ETY ABDOEL

The Stories Of Light & Flavour

  • Home
    • Home
  • Welcome
  • About
  • My Project
    • Gardening
    • Photography
      • Sharing For UKM
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • CP
    • CSS
  • Contact Us

Food

Photography

Other Stories


Beberapa pekan setelah Idul Fitri 1443 H berlalu, hati dan pikiran saya ternyata masih tertambat di kampung halaman. Rasanya masih kurang lama, menikmati segarnya udara pagi di pinggir Serayu. Masih kurang panjang waktu untuk berbincang bersama saudara sambil gegoleran di kasur. Rasanya masih ingin berlama-lama menyantap masakan ibu, yang cita rasanya selalu di rindukan. 

Ya begitulah, karena waktu tak bisa menunggu, maka saya pun harus dipaksa keadaan untuk kembali ke rumah. Adakah diantara teman-teman yang mudik mengalami hal yang sama? Atau jangan-jangan cuma saya yang kerap terjebak pada kenangan bersama orang-orang tersayang di kampung halaman  Tsah! 

Saat pulang kampung, suka sepedaan di pinggir Sungai Serayu

Salah satu kenangan yang tiba-tiba hadir adalah kenangan bersama Simbah saat melakukan perjalanan keluar kota. Saya masih kecil waktu itu, usia SD. Simbah mengajak saya pergi ke Magelang mengunjungi Bude yang tinggal di sana. Saat diperjalanan, di bus yang kami tumpangi banyak sekali pedagang yang menawarkan jualannya. Salah satunya pedagang kue tradisional Wingko Babat. Saat itu, Simbah membelikan saya satu kantong. Itulah pertamakali saya menikmati  kue peranakan ini. 

Rasanya enak, itu yang masih saya ingat dari kesan pertama menikmati segigit kue Wingko. Kenyal, manis dan ada sensasi gurih. Nyatanya sekantong Wingko Babat yang dibelikan Simbah, habis saya makan sepanjang perjalanan. 

Ratusan purnama telah berlalu sejak perjalanan itu, kesukaan saya pada Wingko Babat ternyata tidak berubah. 

Sedikit Cerita Tentang Wingko Babat

Kue tradisional yang satu ini memiliki cerita yang unik. Kue berbahan dasar tepung ketan dengan campuran kelapa parut ini sebenarnya berasal dari sebuah wilayah kecil di kabupaten Lamongan, Jawa Timur.  Wilayah tersebut adalah Babat. Namun, pada perjalanannya ternyata Wingko Babat lebih dikenal sebagai oleh-oleh khas Semarang.
 
Bagaimana ini bisa terjadi?
 
Pada 1900-an, seorang warga Babat keturunan Thionghoa bernama Loe Soe Siang, merupakan orang yang pertama membuat dan menjual kue Wingko. Kue Wingko buatannya amat digemari di wilayah Babat. Nah, Loe Soe Siang ini memiliki seorang anak laki-laki bernama Loe Lan Ing dan seorang anak perempuan bernama Loe Lan Hwa. 

Dikemudian hari karena kondisi Babat sedang kisruh karena masa perang, pada 1944, Loe Lan Hwa memutuskan untuk mengungsi ke Semarang. Kota tersebut dianggap lebih kondusif dan aman pada saat itu. Dia membawa serta suaminya yang bernama  The Ek Tjong (D Mulyono) dan kedua anak mereka yang masih kecil yaitu The Giok Kwie (6 tahun) dan The Gwat Kwie (4 tahun). 

Untuk bertahan hidup di Semarang, Loe Lan Hwa, mengikuti jejak ayahnya membuat dan menjual kue Wingko. Usahanya ini dimulai pada 1946 dengan dibantu oleh suaminya. Untuk mengingatkan pada tempat kelahirannya maka nama Babat kemudian disematkan pada kue Wingko buatannya menjadi Wingko Babat. 

Kue Wingko Babat ini mulanya dijajakan keliling dari rumah ke rumah. Sebagian lagi dititipkan di kios-kios dekat stasiun kereta api maupun terminal bus. Lama kelamaan keberadaan Wingko Babat menjadi amat terkenal dan menjadi oleh-oleh orang yang berkunjung ke Semarang. 

Bahkan penjualan Wingko Babat kemudian tak hanya di stasiun maupun terminal di Semarang saja namun telah meluas ke banyak wilayah di Jawa Tengah. Pantas saja, saat saya dan Simbah melakukan perjalanan ke Magelang, di terminal bertemu dengan banyak penjaja Wingko Babat. 

Di daerah asalnya pun kue Wingko juga masih eksis, dikembangkan oleh keturunan dari Loe Soe Siang. Anak laki-lakinya yang bernama Loe Lan Ing meneruskan usaha ayahnya dengan mendirikan pabrik Wingko Babat yang kemudian menjadi usaha turun temurun. Hingga sekarang pabrik Wingko Babat Loe Lan Ing dikelola oleh generasi keempat. 

Jadi, begitulah ceritanya hingga di Babat maupun Semarang kita bisa menemukan sentra produksi Wingko Babat.
 
Nah, sudah jelas ya, mengenai asal usul Wingko Babat ini. 

Pas mudik kemarin sebenarnya naik kereta api. Tapi, nggak sempat mencari Wingko Babat. Bawanya ya oleh-oleh khas Banyumas, yaitu tempe Mendoan dan Gethuk Goreng. 

Akhirnya demi menuntaskan rasa kangen, Wingko Babatnya bikin sendiri aja. 

Resep Wingko Babat Yang Mudah dan Enak, Silahkan Dicoba! 

Buat saya rasa Wingko Babat original itu paling nikmat. Entah ya, mungkin karena orangnya agak old fashion gitu, jadi soal selera ya yang jadul aja. Berbeda sama anak-anak dan suami, mereka suka Wingko Babat dengan bermacam isian. Jadilah, saya membuat Wingko Babat Pandan dengan variasi isian seperti pisang, cocochip, nangka, dan kismis. Soal isian ini, bisa kalian variasikan sendiri sih. Sesuaikan saja dengan selera masing-masing.


Nah, karena itulah Wingko Babatnya dikasih nama Wingko Babat Festive. Untuk membuat Wingko Babat dibutuhkan tepung ketan putih. Kebetulan, saya memakai tepung ketan dari BOLA Deli. Bahan utamanya selain tepung ketan putih, dibutuhkan kelapa parut, pilih yang setengah tua, kemudian gula pasir, sedikit garam dan air kelapa. 

Saya memakai air kelapa karena konon resep aslinya memang menggunakan air kelapa. Tapi, ada juga yang suka memakai santan dan telur. Nah, kalau saya sih, memang sudah suka dengan resep yang memakai air kelapa saja.
 
Cara membuatnya cukup mudah. Tinggal campurkan semua bahan kecuali isian ya. Ini terakhir saja, setelah di bagai beberapa bagian. Yang agak tricky itu saat memanggangnya, karena saya pakai teflon. Bisa sih dipanggang pakai oven di atas loyang. Atau bisa juga memakai panggangan kue lumpur. 

Jika memanggang pakai teflon maka apinya harus kecil biar permukaan Wingko Babat tidak lekas gosong. Jangan lupa tutup teflon saat memanggang ya, agar panasnya terperangkap di dalam teflon dan Wingko Babat matangnya merata.



Oh ya, memanggang Wingko Babat cukup sekali dibalik, ya, supaya Wingko nya tidak keras permukaannya. Berapa lama waktu untuk memanggangnya, relatif sih, tergantung api kompor masing-masing. Kurang lebihnya sekitar 7-10 menitan jika memakai teflon. 
Nah, itu dia tips jika kalian ingin membuat Wingko Babat Festive yang dipanggang di atas teflon. 

Ada rasa, yang entah apa namanya, ketika menikmati Wingko Babat dengan secangkir kopi. Ingatan melayang pada sesosok wanita dengan rambut memutih yang mengenalkan saya pada Wingko Babad dan kopi tubruk. 

Pandangannya tak leluasa karena satu matanya tak sempurna. Namun, kondisi tersebut tak membuat langkahnya terbata. Beliau dengan telaten menyangrai biji kopi di atas tungku kayu bakar, hingga kopi siap ditumbuk dengan lesung dan alu. Bukan pekerjaan ringan untuk orang seusia Simbah tapi nyatanya, beliau sanggup.
 
Ah, aroma kopi itu, selalu saja terbayang-bayang. Ingin mengirup lagi aroma sangit kopi sangrai dari dapur Simbah. Tapi, sudah tidak mungkin terjadi. Kini, yang tersisa hanya kenangan, yang selalu saya simpan. Untuk kemudian diingat kembali saat rasa kangen itu datang. 

Kalian punya kenangan dengan Wingko Babat? Silahkan kunjungi kolom komentar untuk berbagi cerita. 

Salam





Jogjakarta
Photo by CEphoto, Uwe Aranas

Wisata di Jogja tidak pernah ada habisnya. Banyak tempat yang bisa kamu kunjungi jika ingin menenangkan pikiran dan recharge energi dari padatnya jadwal. Selain itu, di Jogja harga tiket masuk tempat wisata pun tidak terlalu mahal.

Kamu bisa mengunjungi beberapa tempat sekaligus, bisa sewa mobil sebagai transportasi di Jogja. Cek rental mobil di Jogja lewat aplikasi Traveloka, bisa sewa sekalian demi kemudahanmu selama berlibur di Jogja.

Lalu, apa saja objek wisata yang bisa dijadikan tempat healing di Jogja? Langsung saja simak ulasan rekomendasi tempat wisata di Jogja berikut ini!

1.   Taman Sungai Mudal

Tempat untuk healing paling cocok adalah memilih wisata alam yang jauh dari keramaian. Mendengarkan suara gemericik dari air sungai di Taman Mudal akan memberikan ketenangan. Objek wisata satu ini berada di daerah Kulon Progo.

Photo by : camerawisata. com

Di Taman Sungai Mudal, kamu bisa menikmati wisata air yang bermacam-macam, pastinya jarang ditemui di tempat lain, mulai dari pemandian hingga wahana-wahana yang bisa menambah keseruan para wisatawan.

Seperti taman di surga, Taman Sungai Mudal memiliki air terjun yang bisa kamu nikmati di gazebo atau bebatuan agar lebih terasa nuansa alamnya. Hawa di tempat ini pun sangat sejuk, dijamin kamu akan merasa sangat betah.

2.   Situs Ratu Boko

Berada di Bukit Boko, Situs Ratu Boko bisa kamu nikmati untuk bersantai hingga mencari ketenangan dari jadwalnya pekerjaan sehari-hari. Situs ini berada di ketinggian 110-229 mdpl di atas tanah seluas 25 hektar.

Gapura Situs Ratu Boko Dok : BPCB DIY

Candi di Situs Ratu Boko berbeda dengan candi-candi lainnya, letak antar candi di situs ini berpencar, kamu bisa memilih ingin beristirahat di mana.

Saat menjelang sore, pemandangan indah bisa kamu nikmati, matahari tenggelam akan terlihat jelas di tempat ini. Sehingga, lebih baik kamu datang di jam-jam mendekati waktu senja untuk mendapatkan pemandangan indah tersebut.

3.   Pantai Gunung Kidul

Di Gunung Kidul, kamu tidak akan menemui satu pantai saja, ada banyak pantai yang bisa kamu kunjungi. Namun, tidak semua pantai di Gunung Kidul memberikan ketenangan, beberapa dari pantai tersebut sudah sangat ramai pengunjung.

Salah satu pantai yang masih sepi pengunjung dan jauh dari keramaian adalah Pantai Srakung yang letaknya di daerah Dusun Nujo. Pantai Srakung memiliki pasir putih yang sangat lembut dan bersih, dengan tebing di kanan kirinya, membuat pantai ini terasa lebih privat.

4.   Kebun Teh Nglinggo

Tidak hanya di Bandung saja kamu bisa menemui kebun teh, di Jogja ada pula kebun teh yang berada di daerah Kulon Progo. Udara yang bersih dan nuansa menyejukkan, cocok untuk kamu yang mencari suasana baru.

Berada di daerah Pegunungan Menoreh, kebun teh Nglinggo ini menyuguhkan hamparan hijau yang sangat mempesona, kamu bisa merasakan ketenangan dan recharge energi sebelum kembali bekerja lagi.

5.   Air Terjun Kedung Kandang

Tidak jauh dari pusat keramaian, namun tempat ini tidak terlalu ramai, sehingga cocok buat kamu yang membutuhkan ketenangan dan tidak ingin berkendara jauh-jauh. Suasana asri pegunungan akan langsung terasa, dengan hawa dingin dan sejuk ditambah suara gemericik air sungai.

6.   Pinus Pengger

Ingin menikmati suasana malam Jogja namun jauh dari keramaian? Ada Pinus Pengger yang sudah beroperasi sejak tahun 2012. Awalnya tempat ini hanyalah hutan pinus biasa yang memang dikelola untuk produksi, namun beberapa tahun berjalan, hutan pinus ini sudah tidak berfungsi dan pihak pengelola mengubah menjadi tempat wisata seperti saat ini.

7.   Glamping Indekostour

Singkatan dari kata glamour dan camping sangat pas dipakai untuk tempat ini karena menyuguhkan beberapa kamar penginapan dengan konsep berkemah, meskipun berkemah, kamu masih bisa merasakan kenyamanan sebab fasilitas yang diberikan sangat lengkap.

Glamping Indekostour merupakan salah satu tempat perkemahan mewah tersebut di Jogja. Kamu bisa berjalan-jalan di sekitar Glamping dan nikmati suasana yang tenang.

8.   Waduk Sermo

Terakhir, ada Waduk Sermo yang berada di daerah Kulon Progo. Waduk dengan air yang jernih dan dikelilingi rerumputan hijau serta pepohonan membuat suasana ini terasa sangat asri. Di sini, kamu bisa relaksasi dengan tenang dan menikmati nuansa yang jarang ditemui sehari-hari.

Ingin berlama-lama di tempat ini pun juga bisa, kamu hanya perlu mendirikan tenda. Tenang saja, tempat ini cukup aman dan nyaman kok untuk berkemah.

Itulah 8 tempat paling direkomendasikan jika kamu ingin healing di Jogja. Dengan suasana alam yang tenang dan jauh dari keramaian, pikiranmu akan jauh lebih fresh sehingga siap untuk menjalani hari lagi.



Hobi memotret makanan, haruskah dimulai dengan gear yang bagus dan segenap perlengkapan yang komplit? Kerap kali saya mendapatkan pertanyaan ini. 

Mengerjakan hobi memotret makanan dengan peralatan lengkap memang menyenangkan. Kreativitas bisa diciptakan dengan lebih leluasa. Tapi, bisa melakukan kegemaran ditengah keterbatasan itu bukan hal mustahil. Aktivitas ini justru bisa melatih otak kanan untuk lebih kreatif. 

Sependek pengalaman saya, hobi memotret makanan tidak harus dimulai dengan gear yang canggih, props yang keren dan komplit, serta segala perlengkapan ala studio. 

Saat itu, di 2016, saya memulai hobi food photography menggunakan kamera ponsel yang saya miliki. Bukan jenis smartphone high-end. Pun dengan segala macam props yang sederhana, hanya memanfaatkan alat makan yang dipakai sehari-hari. 

Lalu apakah foto-foto yang dihasilkan bagus, instagramable, menarik atau bahkan membangkitkan selera? Tentu tidak serta merta bagus karena untuk memotret makanan dengan hasil foto yang bagus tidak semata soal alat, namun dibutuhkan pula skill. 

Alat bisa seketika ada jika kita sanggup membelinya. Sementara untuk skill, butuh proses latihan secara rutin. 

Itulah yang saya kerjakan, mengesampingkan ketersediaan gear dan props, lebih fokus pada mengasah skill dengan menguasai teknik dasar fotografi. 

Saat cahaya matahari mulai berpendar memasuki ruangan, segera saya menggeser meja ke dekat jendela. Kemudian sebuah alas foto printing, saya taruh di atasnya. Piring yang telah disiapkan ditata di atas meja, dengan sebuah garpu di sampingnya. Simpel saja!. 

Sesaat setelah merasa pas dengan komposisinya, saya isi piring dengan mie goreng dengan sedikit garnish. Lalu, jari jemari saya sibuk memencet tombol kamera pada ponsel. 

Saya lakukan secara rutin dengan pola yang sama pada beragam objek makanan dan minuman. And it's works! Foto-foto saya semakin lama semakin baik.

Tak bisa dipungkiri fotografi memang hobi yang mahal. Begitupun dengan hobi food photography atau memotret makanan karena membutuh properti pendukung yang variatif. Hal tersebut kerap membuat orang jadi ciut nyali untuk memulai food photography karena merasa tidak memliki peralatan yang komplit. 

Tapi sekali lagi, keterbatasan tersebut bisa dikesampingkan. Abaikan rasa minder ketika melihat orang lain memiliki gear bagus dan props yang keren. Yakinlah, gear dan props yang kita miliki itu bisa dimaksimalkan. Saya pun bersemangat untuk membagikan cara mudah memulai hobi memotret makanan, berdasarkan pengalaman pribadi. 

8 Cara Mudah dan Murah Memulai Hobi Memotret Makanan

1. Maksimalkan gear yang kalian miliki

Saya kerap mendapatkan pertanyaan, gear apa yang bagus buat food photography. Jika kalian baru memulai hobi memotret makanan, maka saran saya selalu sama, pakai gear yang sudah dimiliki saja. Bukan hendak melarang orang untuk membeli gear yang bagus. No, jangan salah memahami, ya! 

Jika baru memulai, dan belum yakin bakal menekuninya, maka tak perlu buru-buru membeli gear baru. Jika yang kalian miliki kamera entry level, ya pakai ini saja dulu. Pun jika yang kalian miliki adalah kamera ponsel, tidak masalah. 

Jangan sampai, gear mahal sudah terbeli tapi mangkrak karena tidak tahu cara menggunakannya atau bahkan, tidak lagi berminat menekuni hobi memotret makanan. Sayang, aja!

2. Gunakan Backdrops dan Alas yang ada di rumah

Backdrops atau background dan alas memang dibutuhkan dalam food photography. Tapi, tak selamanya kita harus membeli backdrops dan alas yang mahal. Gunakan saja permukaan benda yang ada di rumah.

backdrops dari kayu bekas kotak buah

Untuk backdrops bisa gunakan permukaan dinding rumah bahkan jika belum dicat sekalipun, bisa digunakan. Jika dinding berwarna putih, bagus, karena warna ini bakal sering kepakai. Kalau mau membeli yang murah bisa gunakan kertas manila. Cara pakainya tinggal ditempel di dinding. 

dari bahan seadanya aja, bisa dipakai

Begitupun untuk alas foto, kita bisa memanfaatkan permukaan meja kayu, kayu bekas peti kemas, ataupun alas dari kertas. Sayapun pernah memanfaatkan berbagai backdrops dan alas foto tersebut. Murah dan mudah dijangkau! 

3. Pilih props dengan warna netral

Props yang dimaksud di sini meliputi alat makan seperti piring, mangkok, gelas, cangkir, sendok dan garpu. Kemudian adapula pisau, talenan, serbet dan lainnya. 

Piring dengan warna netral seperti putih, saya yakin tiap rumah memiliki. Nah, manfaatkan yang ada saja. Namun, jika ingin membeli, bisa pilih yang harganya terjangkau. Pun, tetap dengan warna netral seperti putih, hitam ataupun abu-abu. Props dengan warna netral bisa fleksibel dalam banyak tema food photography.

4. Manfaatkan Cahaya Matahari untuk Lighting

Jika baru memulai hobi memotret makanan tak perlu risau dengan perlengkapan studio lighting. Ada sumber cahaya yang tidak perlu membeli yaitu sinar matahari. 

Kita hanya perlu memotret dekat dengan sumber cahaya. Perhatikan kondisi rumah masing-masing. Pada bagian mana, sinar matahari paling banyak masuk. Di sanalah tempat yang baik untuk memotret. Biasanya ada di dekat jendela ataupun pintu. 

5. Mulailah dengan Komposisi yang Sederhana

Tak memiliki banyak props atau belum memahami komposisi yang rumit, bisa mulai dari komposisi yang sederhana. Memotretlah dengan gaya minimalis. Bisa dimulai dengan memotret sebuah objek dulu. Kemudian setahap demi setahap bisa latihan dengan lebih banyak objek.

sebuah jeruk bisa jadi objek foto yang menarik

Mulai dari yang mudah dahulu supaya tidak pusing. Jika yang mudah sudah dikuasai, bisa berlanjut ke komposisi yang lebih sulit.

6. Tak Perlu Makanan Mahal Sebagai Objek

Memulai hobi memotret makanan bisa dimulai dengan makanan yang ada di rumah. Selesai masak, difoto lah makanan tersebut. Ini seperti yang saya lakukan.

 

Kalau harus membeli makanan, bisa membeli biskuit, permen atau jajanan yang harganya murah. Bisa juga saat jajan bakso, mie ayam atau makanan lain bisa tuh dijadikan objek foto. Tinggal diatur saja, kalau misalnya untuk bakso, ya minta dikemas terpisah saja antara mie dan kuah baksonya. Agar saat dipotret, kondisinya masih fresh. 

7. Investasi pada waktu dan tenaga untuk latihan 

Seperti yang sudah disampaikan di awal tulisan, bahwa skill fotografi bisa didapatkan dari rutin praktik memotret. Saya belum menemukan formula selain ini untuk bisa terampil memotret. 

Jadi, miliki komitmen untuk praktik dan wujudkan. Mengenai durasi dan frekuensi latihan memotret makanan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Contohnya dijadwalkan seminggu dua sampai tiga kali dengan durasi 30-45 menit. 

Awalnya mungkin akan terasa berat. Itu wajar, karena belum terbiasa. Namun jika merasa suka, saya pikir kalian akan memiliki motivasi yang lebih kuat. Investasi yang mudah dan murah, kan? 

8. Jangan Lekas Puas

Ketika menekuni sebuah hobi. Apalagi hobi memotret makanan yang hasil fotonya dipajang di media sosial, pasti akan ada feedback. Bisa berupa pujian ataupun kritikan. 

Jika itu sebuah pujian jangan menjadikan kita lekas merasa cukup, karena sejauh ini banyak hal yang harus dipelajari dalam fotografi. Terus belajar dari berbagai sumber dan praktik, ini kuncinya. 

Jika mendapat kritikan, terimalah dengan lapang dada. Evaluasi, dan teruslah berproses. Sejauh ini, segala pencapaian saya dalam menekuni hobi memotret makanan berkat adanya kritikan dari mereka yang jauh lebih paham mengenai food photography. 

Itu tadi sederet cara memulai hobi memotret makanan yang aman di kantong. Bisa dicoba buat teman-teman yang baru memulai dan bingung mau mulai darimana.  Saran saya tidak perlu berkecil hati jika harus berkarya dengan keterbatasan. 

Teknologi kamera memang mengagumkan tapi itu tergantung pada orang yang mengoperasikannya.

Jadi investasi terbaik saat memulai hobi memotret makanan adalah luangkan waktu dan tenaga untuk belajar dan berlatih menguasai teknik dasar fotografi.

Semoga bermanfaat! 

Salam








Tempo hari, tiba-tiba pengin banget sarapan dengan sesuatu yang berbeda. Setelah menyortir pilihan menu dengan seksama dan mempertimbangkan ketersediaan bahan-bahan di rumah maka pilihan jatuh pada waffle. Panganan dengan bentuk motif kotak-kotak. 

Mengapa saya bisa kangen makan waffle? Mungkin karena pengin sarapan sesuatu yang tidak terlalu mengenyangkan, dan yang terlintas di pikiran itu waffle. Segera saya mencari resep waffle di internet karena belum pernah sekalipun membuatnya. 

Bicara soal waffle, jadi ingat pertama kali saya menyantap waffle. Ini terjadi beberapa tahun yang lalu ketika sarapan di sebuah hotel di Surabaya. Diantara beberapa makanan yang tersaji, pilihan jatuh ke waffle dengan siraman sirup maple. 

Saya tidak menyangka bisa menyukai rasa waffle sejak gigitan pertama. Teksturnya yang empuk, dan rasa manis yang pas di lidah, memaksa saya untuk segera menghabiskan waffle pertama dan mengambil waffle berikutnya. 

Ternyata, pengalaman menyantap makanan Western yang satu ini meninggalkan kesan candu. Hingga terbersit niat, jika ada kesempatan saya ingin makan waffle lagi. 

Meskipun suka dengan waffle namun saya tidak serta merta ingin membuatnya sendiri. Selain masih belum memiliki gambaran mengenai cara membuat waffle, saya pun belum memiliki cetakan waffle.

Ketika pada akhirnya saya bisa membuat waffle sendiri, ini menjadi sebuah hajat yang terkabul. Jadi, beberapa waktu lalu saya mendapat bingkisan berupa cetakan waffle berbentuk bulat dengan ukuran mini. Ini membuat saya bersemangat! 


Cerita Singkat Mengenai Sejarah Waffle

Menurut catatan, waffle ternyata telah melalui perkembangan sejarah yang amat panjang. Mulai dari cikal bakal, penamaan hingga cetakan waffle yang digunakan. Konon cikal bakal waffle dimulai dari Yunani Kuno. Masyarakat di sana menyebutnya sebagai Obleios. Cara membuatnya dengan menaruh adonan di antara dua piringan logam dan memanggangnya di atas bara api.

Selanjutnya, makanan ini menjadi sangat popular di wilayah Eropa Barat pada abad pertengahan. Di sanalah nama waffle mulai dikenal. Sejarah penamaan waffle pertama kali muncul dalam bahasa Inggris pada 1725. Jauh sebelum itu, yaitu pada abad 13 dalam bahasa Belanda telah dikenal kata “wafele”. Kata “wafele” ternyata diambil dari bahasa Perancis 'walfre' pada tahun 1185. Walfre artinya sarang lebah.

Setelah melalui sejarah panjang, sekarang waffle memiliki berbagai jenis baik bentuk, rasa, maupun penyajiannya. Masing-masing wilayah memiliki waffle dengan ciri khas yang berbeda. Diantaranya menjadi popular di dunia, yaitu :

Belgian waffle, Liege waffle, Scandinavian waffle, American waffle, Hong Kong waffle, dan Dutch stroopwafels

Meskipun waffle memiliki beragam jenis namun bahan dasar utama waffle itu sama. Diantaranya tepung terigu, susu, telur, gula dan lemak (minyak, mentega ataupun margarin) dicampur hingga berbentuk adonan yang agak kental dan kemudian dipanggang dengan cetakan berlekuk.

Waffle cocok disantap saat hangat, dengan aneka topping bercita rasa manis. Paduan waffle dan sirup maple memang paling klasik. Nuansa rasa manisnya tidak berlebihan, dan bikin nagih. Jika tidak ada sirup maple, bisa diberi kombinasi topping berupa selai, coklat, es krim maupun buah segar 

Bentuk dari waffle pun beragam rupa, ada yang segiempat, bulat maupun bentuk hati. Persamaannya ada pada lekukan berbentuk kotak pada permukaan waffle tersebut.

Mencoba Resep Waffle Belgia Ala Farah Quin

Untuk percobaan pertama ini, saya memilih membuat Belgian Waffle. Saya tertarik dengan tekstur waffle Belgia karena luarnya garing tapi dalamnya empuk namun ringan. Tipe waffle yang kopong. Lain waktu, saya akan mencoba jenis waffle yang berbeda.

Konon, Waffle Belgia pernah disajikan di The Brussels World Fair Expo 1958. Di kemudian hari waffle tersebut diperkenalkan ke Amerika Utara pada 1962 tepatnya di Century 21 Exposition di Seattle.

Ada beberapa versi pembuatan Waffle Belgia. Ada yang menggunakan ragi, sementara itu versi lainnya menggunakan baking powder. Ternyata, penggunaan ragi ataupun baking powder itulah yang membuat tekstur Waffle Belgia, ringan dan empuk. 

Selain itu, pengocokan putih telur secara terpisah juga lazim dalam pembuatan Waffle Belgia. Bahkan dalam versi yang lain, adonan didiamkan selama semalam. Versi yang terakhir membutuhkan waktu lebih lama. 

Sudah lazim jika tiap dapur memiliki resep yang berbeda, dengan bahan andalan masing-masing. Ini bukan persoalan benar atau salah, melainkan soal selera. 

Kali ini saya mencoba resep yang simpel saja. Resep yang saya pilih adalah resep Waffle Belgia dari Chef Farah Quin. Alasannya karena dari sisi takaran bahan, mudah diaplikasikan.

Sebenarnya ada dua resep waffle Belgia yang menarik perhatian saya, namun resep yang satu lagi takarannya rumit. Iya, karena satu resep memakai setengah butir telur, susah kan membagi telurnya. Sementara itu jika harus membuat dua kali resep, khawatir terlalu banyak. Apalagi belum tentu cocok sama rasanya, kan.

Berikut ini resep Waffle Belgia, silahkan disimak! 


Menurut pengalaman saya, menyiapkan adonan Waffle Belgia ala Farah Quin itu relatif mudah dan cepat. Lebih lama waktu yang dibutuhkan untuk memanggang adonan wafflenya. Apalagi jika menggunakan cetakan mini, yang hanya memiliki satu cetakan saja. 

Oh, ya, adonan waffle saya panggang menggunakan electric waffle maker yang saya ceritakan tadi. Kelebihannya, panas electric waffle maker ini stabil, jadi matangnya bisa merata.

Mini waffle maker yang saya miliki ada lampu indikatornya. Ketika mulai memanggang lampu akan menyala dan ketika waffle matang, lampu akan padam diiringi bunyi, klik. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 3 menitan untuk lampu indikator padam. Namun, karena hasilnya masih kurang garing, akhirnya dipanggang 3 menitan lagi. 

Praktis, sih, tidak perlu membolak-balikan cetakan, waffle pun bisa matang secara merata. Hanya saja, cetakan tersebut membutuhkan daya listrik sebesar 350 watt.

Bagaimana Rasa Waffle Belgia Ala Farah Quin?


Saat adonan waffle yang dipanggang mulai matang, aroma wangi mentega, vanili yang berpadu dengan bahan lain itu mulai menguar menusuk hidung. 

Sesaat setelah lampu idikator pada cetakan mati, saya buka cetakannya dan nampaklah waffle dengan warna kecoklatan yang merata dengan aroma wangi yang membangkitkan keinginan untuk segera menyantapnya.

Waffle Belgia ini memiliki tekstur yang empuk namun ringan dan ada sensasi garing di luarnya. Rasa manis waffle Belgia ala Farah Quin ini pas banget. Tidak bikin eneg.

Kali ini saya membagi adonan waffle jadi dua bagian. Sebagian adonan diberi pasta pandan dan separuhnya lagi original. Keduanya memiliki tekstur yang sama hanya berbeda pada aroma dan rasa. Untuk yang memakai pasta pandan sedikit lebih kaya rasa. Tapi, saya dan anak-anak lebih menyukai yang versi originalnya.


Saat itu waffle Belgia disajikan dengan berbagai topping, seperti madu, taburan kismis. Adapula yang disajikan dengan topping es krim diberi taburan chocochip dan buah Strawbery. Meskipun diberi topping dengan rasa yang manis, rasa waffle memang bertambah manis namun tetap dalam kadar yang pas. Tidak membuat eneg.


Saya senang karena ini pengalaman pertama membuat waffle dan langsung berhasil. Resep Waffle Belgia ala Farah Quin ini, mudah diaplikasikan dan dari sisi tekstur serta rasa, cocok dengan lidah saya.

Nah, itu tadi cerita saya mencoba resep Waffle Belgia dari chef Farah Quin. Jika kalian tertarik, silahkan dicoba resepnya, ya. Sesekali tidak apa mencoba menu sarapan yang berbeda, agar tidak bosan. 

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba teman-teman!

 

Salam







Tahun baru sudah tiba. Ada semangat dan harapan baru yang mengiringi perjalanan hidupmu di tahun baru. Agar tahun ini semakin penuh makna dan hidupmu selalu terarah, jangan lupa membuat resolusi keuangan, ya. Setiap orang tentunya memiliki cara atau gaya masing-masing dalam mengelola uang agar dapat memenuhi semua kebutuhan. 

Namun, kamu tentunya harus memiliki rencana dan budgeting yang sesuai agar terhindar dari perilaku konsumtif dan penyimpangan lainnya. Mumpun masih awal tahun, yuk persiapkan diri menuju ke fase financial stable versi kamu sendiri di 2022!

Apa saja resolusi keuangan tahun 2022 yang realistis dan bisa kamu wujudkan? Inilah ulasan selengkapnya!

1. Mengumpulkan Dana Darurat Secara Konsisten

Tak dapat dipungkiri kalau hampir semua orang belum memiliki dana darurat untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga. Padahal, merupakan salah satu komponen penting yang wajib dimiliki. 

Persiapan dana darurat patut menjadi salah satu agenda kamu dalam menetapkan resolusi finansial 2022. Usahakan untuk menabungkan dana dengan jumlah konsisten setiap bulan demi meminimalkan risiko finansial akibat hal-hal yang terjadi secara mendadak.

2. Mulai Berinvestasi dari Modal Kecil

Investasi hal yang sangat perlu dipelajari, guna seseorang bisa paham dan mengerti bahwa ada banyak instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk menabung. Tak perlu ragu untuk menyisihkan pendapatan untuk mulai berinvestasi untuk mencapai resolusi financial stable keuangan 2022. 

Tak perlu khawatir! ada banyak instrument investasi yang bisa kamu pilih, dan kamu bisa memulainya dari hal paling mudah, contohnya dengan membeli perhiasan hingga logam mulia.  Pelan-pelan tapi pasti, kamu dapat mulai dengan instrumen investasi lainnya, seperti saham, properti, reksa dana, dan lain sebagainya. 

3. Mengurangi Kebiasaan Belanja Online

Salah satu hal yang rentan menggagalkan resolusi keuangan adalah kebiasaan belanja online. Sebenarnya, belanja online bukanlah sesuatu yang salah jika kamu memprioritaskan kebutuhan sehari-hari dan memanfaatkan promo semaksimal mungkin. Misalnya, kamu membeli barang-barang kebutuhan pokok secara online karena ada promo cashback dan gratis ongkir. 

Berusahalah meminimalkan belanja online bila hanya membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan supaya pengeluaran tidak semakin boros akibat belanja online gila-gilaan.

4. Menemukan dan Mengatasi Latte Factor

Latte factor merupakan sebuah istilah yang merujuk ke perilaku seseorang yang melakukan sesuatu secara berulang kali, yang mana dapat berdampak buruk terhadap keseimbangan  keuangan. Masing-masing dari kita memiliki jenis later factor yang berbeda, misalnya ada yang hobi membeli kopi di kafe setiap hari atau terlalu sering wisata kuliner. 

Meski terdengar sepele, latte factor perlu diperhatikan agar tidak menghambat resolusi keuangan yang telah dibuat. Kamu dapat memulai dengan melakukan analisa perilaku latte factor dan mencoba untuk meminimalisir hal itu untuk menuju kondisi keuangan yang stabil. Gaya hidup hemat akan bikin tabunganmu lekas bertambah banyak sehingga kamu jadi makin mapan.

5. Menabung Uang Receh Setahun Penuh

Jangan menganggap remeh manfaat uang receh yang biasanya kamu dapatkan dari kembalian belanjaan, ya. Uang receh yang dikumpulkan terus-menerus akan menjadi tabungan yang berlipat ganda dengan jumlah besar. 

Mulai sekarang, siapkan satu celengan khusus untuk mengumpulkan uang receh yang kamu miliki. Kumpulkan uang recehmu selama setahun penuh dan bersiaplah terkejut ketika membuka celengan.

6. Menyisihkan Budget Hiburan untuk Diri Sendiri

Berhemat memang penting untuk menjaga kestabilan kondisi finansialmu. Namun, bukan berarti kamu tidak boleh bersenang-senang, ya. Kamu bisa tetap menyisihkan sebagian pendapatan dalam bentuk budget hiburan. Nantinya, budget tersebut dapat kamu gunakan untuk jajan, belanja, atau traveling. Kini, traveling tak akan membuat isi kantongmu jebol karena ada berbagai pilihan hemat yang bisa jadi andalanmu. 

Salah satunya adalah liburan ke kawasan Jawa tengah naik kereta api. Keinginan liburan ke Solo bisa direalisasikan dalam waktu dekat bila kamu memesan tiket kereta api di Traveloka. Kalau ingin cari tahu jadwal kereta KAI Jakarta ke Solo dan harga tiketnya secara lengkap, yuk buka dulu website atau aplikasi Traveloka. 

Pesan tiket kereta api ke Solo jadi kian mudah karena kamu bisa melakukannya secara online via Traveloka. Kamu tinggal memasukkan informasi tentang lokasi keberangkatan dan tujuan, tanggal keberangkatan, serta jumlah kursi yang kamu butuhkan. Sistem Traveloka akan membantumu memilih jadwal kereta api terbaik sesuai dengan kebutuhanmu dengan harga terjangkau mulai dari Rp 74.000 saja.

Mulai hari ini, jangan mudah menyerah dengan kondisi finansial pribadi yang sering terganggu. Mulailah dengan mewujudkan resolusi keuangan 2022 agar kamu lebih mapan dan mahir mengelola keuangan tanpa mengabaikan kebahagiaan diri sendiri.

 

Beranda

ABOUT ME

SALAM KENAL
Saya Ety, memiliki kegemaran memasak, membuat kudapan maupun minuman dan menekuni food photography sejak 2016. Saya selalu bersemangat dalam menampilkan foto masakan/minuman yang menggugah selera.

Search

SUBSCRIBE & FOLLOW

Categories

  • Food 2
  • Food Photography 1
  • Others 1
  • Travel 1

Advertisement

Ety Abdoel. Diberdayakan oleh Blogger.

etyabdoel

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates